IMPLEMENTASI P5 BERBASIS KEBHINEKAAN SEBAGAI PENUNJANG PENDIDIKAN BERKUALITAS

Halo Sobat SMP!

Menurut Budiono (2023) Kurikulum merdeka yang saat ini digunakan di sekolah mempunyai karakter utama yaitu pengembangan soft skill peserta didik dan Profil Pelajar Pancasila (P3) dengan pembelajaran berbasis proyek. Selanjutnya menurut Haryono, dkk. (2023) Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.

Berkaitan dengan kegiatan P5, SMPN 9 Surakarta (SPELANSKA) yang beralamat di Jl. Sekar Jagad I, Jegon, Pajang, Laweyan telah sukses menyelenggarakan kegiatan P5 tahap 1 dengan tema “Bhinneka Tunggal Ika”. SPELANSKA sudah rutin mengadakan kegiatan P5 setiap semesternya, sebagai wujud implementasi kurikulum yang bertujuan untuk membekali peserta didik dengan berbagai keterampilan dan pengetahuan kontekstual. Pada tema kali ini, fokus utamanya adalah menggali dan memperkenalkan keragaman budaya Indonesia melalui berbagai proyek kreatif. Kegiatan P5 ini dilaksanakan mulai tanggal 9 September 2024, dalam kegiatan ini mahasiswa PLP UNS ikut serta membantu dalam pelaksanaan kegiatan P5  dengan mengawasi keberlangsungan kegiatan di dalam kelas.

Proyek yang diusung mencakup beragam kegiatan menarik, seperti penampilan lagu daerah, kreasi tarian daerah, pembuatan peta provinsi dari bubur kertas, dan pembuatan pakaian adat menggunakan bahan daur ulang. Semua kegiatan ini dirancang untuk menanamkan rasa cinta terhadap budaya Indonesia sekaligus membangun keterampilan kerja sama dan kreativitas antar peserta didik.

Proyek pertama, yaitu penampilan lagu daerah. Setiap kelas mendapat tugas menampilkan lagu dari salah satu provinsi yang dipilih melalui undian. Peserta didik diberi waktu sekitar satu minggu untuk berlatih dan mempersiapkan penampilan terbaik mereka. Durasi penampilan ditetapkan antara 3-5 menit, dengan maksimal lima peserta didik dalam satu kelompok penampil. Untuk mendukung kreativitas, peserta didik diperbolehkan membawa alat musik atau menggunakan iringan sederhana.

Melalui kegiatan ini, siswa diajak untuk mengenal dan mencintai ragam lagu daerah yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Selain itu, mereka juga belajar bekerja sama dalam tim, membangun rasa percaya diri, serta mengenalkan budaya Indonesia kepada teman-teman lainnya dalam suasana yang menyenangkan dan penuh semangat kebersamaan.

Proyek kedua yaitu penampilan kreasi tari daerah, setiap kelas menampilkan tari dari salah satu provinsi yang telah diundi. Kreasi tari daerah dari setiap kelas kemudian ditampilkan di aula untuk dinilai oleh guru, dan disaksikan oleh siswa lain sesuai jenjang.

Proyek ketiga adalah membuat peta dari bubur kertas berdasarkan provinsi yang telah diundi untuk masing-masing kelas. Setiap kelas diminta membuat peta provinsi yang didapat dengan menggunakan bubur kertas secara kreatif, dan seluruh kelas berpartisipasi aktif dalam proyek ini.

Proyek yang terakhir yaitu pembuatan baju adat dari provinsi yang dipilih. Pembuatan baju adat diberikan waktu yang cukup lama agar hasil yang didapatkan maksimal. Baju adat ini dibuat dari barang bekas seperti plastik, kardus, kertas, dan lain sebagainya.

Acara puncak dari kegiatan P5 ini adalah gelar karya peserta didik SMPN 9 Surakarta. Sebelum acara puncak, peserta didik dibantu oleh mahasiswa PLP UNS menghias stand untuk tempat menjual berbagai macam makanan dan minuman.

Pemasangan stand kelas dalam rangka Gelar Karya P5 Tema Bhineka Tunggal Ika, Kamis (26/9/2024)

 

Acara gelar karya ini meliputi penampilan tarian daerah, lagu daerah, dan penampilan baju adat dari setiap daerah. Penampilan peserta didik tersebut disaksikan oleh seluruh peserta didik, mahasiswa PLP UNS, guru-guru, serta tamu undangan.

Gelar Karya P5 Tema Bhineka Tunggal Ika, Kamis (26/9/2024)

 

Kegiatan P5 ini menuai berbagai tanggapan dari peserta didik SMPN 9 Surakarta. “Dengan adanya kegiatan P5 ini saya belajar banyak tentang tarian daerah, lagu daerah, belajar membuat baju adat dengan memanfaatkan barang bekas, serta belajar membuat peta dari bubur kertas” ucap salah satu peserta didik. Sebagian besar peserta didik merasa senang dengan adanya kegiatan P5 ini karena mereka dapat belajar dengan melibatkan berbagai keterampilan yang mereka miliki.

Kegiatan P5 tema Bhinneka Tunggal Ika ini dapat dihubungkan dengan SDGs tema pendidikan berkualitas. Tujuan pendidikan berkualitas adalah menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua. Kegiatan P5 tema Bhinneka Tunggal Ika yang telah dilaksanakan mampu menjadikan peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan pembangunan berkelanjutan melalui penghargaan terhadap keanekaragaman budaya melalui kegiatan-kegiatan mengenal dan menghargai tarian daerah, lagu daerah, peta provinsi, dan baju adat.

Kegiatan P5 dengan tema “Bhinneka Tunggal Ika” di SMPN 9 Surakarta telah menjadi contoh nyata implementasi Kurikulum Merdeka yang tidak hanya berfokus pada pengembangan pengetahuan, tetapi juga berfokus untuk membentuk karakter peserta didik sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Dengan mengangkat keragaman budaya Indonesia, kegiatan ini berhasil menanamkan nilai cinta budaya, kerja sama, dan kreativitas. Harapannya, kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan secara konsisten untuk mendukung tujuan pendidikan berkualitas dan mempersiapkan generasi muda yang mampu menghadapi tantangan masa depan dengan penuh semangat dan rasa kebanggaan akan warisan budaya bangsa.

 

 

Daftar Pustaka

Budiono, A. N. (2023). Analisis persepsi komite pembelajaran dan praktik baik projek penguatan profil pelajar Pancasila pada kurikulum Merdeka. Journal on Education, 5(2), 5340-5352.

Haryono, M., Bendriyanti, R. P., Nurwita, S., & Fransisca, R. (2023). Kunci Sukses Pembelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Bakti Nusantara Linggau: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1), 1-6.

 

Ditulis oleh                 :

  1. Laila Puspita – Program Studi Pendidikan IPA
  2. Nada Assunniyah – Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
  3. Tasyafrila Alifah Maudy – Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top